
PENANGANAN BENCANA MEMERLUKAN MANAJEMEN DAN TEHNIK YANG HANDAL
Apabila kita mencoba evaluasi terhadap pelaksanaan penanggulangan pasca bencana alam yang terjadi beberapa waktu yang lalu, dibeberapa Kabupaten Kota yang ada di Sumatera Barat, kita melihat disana sini masih terdapat kekurangan dalam segi manajemen dan teknis penanganan bencana. Pengalaman tersebut membuat kita semua menyadari betapa pentingnya, bahwa penanganan bencana alam memang memerlukan manajemen bencana yang dilengkapi dengan kemampuan teknik, khususnya bencana yang datang secara tiba-tiba.
Gempa yang melanda wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya dengan kekuatan 7,6 skala richter pada Rabu (30/9) kemarin dan di Jambi dengan kekuatan 7 skala richter pada Kamis (1/10) hingga kini telah memakan korban sedikitnya 464 orang. Korban dimungkinkan masih terus bertambah karena masih banyaknya orang yang tertimbun di rereuntuhan bangunan.
Meski bukan kali pertama negeri dilanda bencana, namun dalam praktiknya penanganan musibah bencana alam tak sempurna. Ada bagaian yang tersentuh oleh tim penanggulangan bencana, namun banyak juga yang sama sekali tak tersentuh. Belajar dengan banyak pengalaman, seharusnya pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dapat secara maksimal mengatasi persoalan bencana alam.
Pelaksanaan penanggulangan pascabencana alam yang terjadi di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Barat, terlihat di sana sini masih terdapat kekurangan dalam segi manajemen dan teknis penanganan bencana.
Hal itu salah satunya akibat tidak optimalnya koordinasi di antara berbagai pihak yang terkait dalam penanganan bencana tersebut. Menurut ahli manajemen bencana dari Fakultas Kesehatan Masyaratat Universitas Indonesia, Ahmad Syafiq, dalam beberapa kasus penanganan bencana termasuk di Sumbar dihadapkan pada sulitnya koordinasi di lapangan. Harus ada koordinasi, apakah itu terpusat melalui Badan Badan Penanggulangan Bencana Nasional atau organisai lain. Koordinasi harus jelas dan proaktif, jangan saling menunggu.
Sarpin Hermawan